MANADO lensasulut.com – Penetapan tersangka hingga penahanan yang dilakukan pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Utara (Sulut) terhadap Hendra Jacob (HJ), ditanggapi Jackson Kumaat sebagai korban pelapor pencemaran nama baik terhadap dirinya, yang dilakukan HJ. Alasan ini diungkapkannya saat dihubungi Lensa Sulut, Kamis (26/7).
Kasus yang menjerat HJ dengan Undang-undang ITE ini kata pria yang akrab disapa Jacko, merupakan pembelajaran yang sangat penting, bukan saja terhadap HJ, tetapi kepada masyarakat luas. Sebab menurutnya, dengan semakin marak serta meningkatnya penggunaan media sosial yang telah merambah hampir semua kalangan dengan berbagai latar belakang, maka diperlukan kesadaran moral, etika, dan hukum.
“Ini juga pembelajaran penting untuk kita semua. Sebab dengan pesatnya perkembangan teknologi, terutama internet yang sekarang tengah maraknya berbagai jenis Media Sosial (Medsos), maka diperlukan kesadaran moral serta etika, terutama kesadaran hukum dalam penggunaannya,” ujar Jacko.
Diingatkannya pula buat masyarakat, bahwa sekarang ini pemerintah dan aparat penegak hukum telah menerapkan undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Hal ini pun katanya, yang mendorong dia untuk membuat laporan. Hatinya tergerak melihat dampak buruk yang dia rasakan, termasuk psikologis yang juga dirasakan oleh banyak korban bully lainnya di Medsos.
“Saya berjuang utk orang orang yang selama ini dihina dan dibully di Media sosial dan Dunia Maya. Banyak orang selama ini mundur dan bahkan takut karena merasa akan menjadi sia-sia jika melaporkan masalah seperti ini, yaitu dihina dan dibully di media sosial. Tetapi sekarang masih ada harapan dengan adanya undang-undang ini,” Ungkapnya.
Jacko juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Kepolisian daerah Sulut dan Kejaksaan Sulut yang telah bertindak professional sesuai UU dan peraturan yang berlaku. (Jeff)
