LensaSulut.com – Bulan sudah di tempat peraduannya, malam minggu itu. Ia nampak terang. Sementara waktu sudah menunjuk pukul 22.00 Wita.
Beberapa kuli tinta nampak menghabiskan indahnya malam minggu di sebuah rumah di desa Bulawan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Di rumah tersebut, bergabung pula seorang dokter yang sangat dikenal baik, di daerah itu.
Papa Alya, begitu dokter muda ini biasa disapa. Pria ramah senyum ini memiliki nama lengkap dr. Marzuki Abdul.
Malam itu, kepada para kawan jurnalisnya, dr. Marzuki membuka percakapan dengan bercerita tentang suka dukanya mulai dari merantau menimba ilmu ke Kota Manado, hingga pernah menjadi kepala Puskesmas.
Sambil menikmati masakan ayam ‘Garo Sate’, dr. Marzuki Abdul bercerita tentang dirinya saat menjadi Ketua Remaja Masjid Baiturahman Malalayang Manado. Dirinya menjabat sebagai Ketua Remaja Masjid (RM) Baiturahman karena ia dinilai punya keberanian. Ia juga aktif di Masjid serta punya nyali dalam berinovasi untuk program-program Remaja Masjid. Kala itu, dia dipercayakan sebagai Ketua RM selama 7 tahun. Sejak tahun 2003 sampai 2010.
Diceritakannya, saat merantau ke Manado, ia diperhadapkan dengan tantangan yang sulit. Ia sempat pesimis karena ia hanya anak desa yang hidup di perkotaan. Namun dia tetap bersukur. Selama menjabat ketua Remaja Masjid tidak ada interfensi dari pihak lain, sebab ia didukung teman-temannya yang punya relasi.
“Ini juga tidak lepas dari dukungan mantan isteri saya yaitu dr. Anita,” ujar Marzuki.
Malam itu, Sabtu (9/2/2020), saat kisah dr. Marzuki makin asyik, makanan mulai habis. Nampak, dr. Marzuki begitu menikmati masakan buatan Zarima Dama yang malam itu menunjukkan kriterianya sebagai tuan rumah yang baik. Setelah menuguk beberapa gelas air, ia melanjutkan ceritanya.
PENGABDIAN dr. MARZUKI ABDUL DI KABUPATEN BOLTIM.
Pengabdian dr Marzuki selama di Boltim ternyata sangat fantastis. Dirinya mengaku sudah tidak asing lagi dengan pekerjaan di wilayah Totabuan paling timur ini.
Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Manado 2006-2007 ini, waktu bergerak di bidang aktivis dakwah, pernah membuat sunatan massal dan menjadi tim akreditasi membantu puskesmas Nuangan dan Kotabunan. Selain itu dokter Puskesmas Kotabunan ini, tahun 2011 menjadi tenaga sukarela di PKM Tutuyan.
Tanggung jawab dr. Marzuki dalam dunia kesehatan begitu tinggi. Ia pun diangkat sebagai Kepala Puskesmas (Kapus) Kotabunan 2018-2019.
Menurutnya, dunia kesehatan di Kabupaten Boltim sudah sangat efektif. “Kalau sudut pandang saya tentang dunia kesehatan di Boltim, sudah sangat efektif sebab terkait pelayanan, Bupati membantu masyarakat dimana pelayanan ke masyarakat tidak ada biaya (gratis) ini patut di apressiasi,” tutur dr. Marzuki.
Dalam curahan hatinya, ia berharap lintas sektor harus dimaksimalkan, sebab sangat penting sebagai komitmen masyarakat dan pemerintah untuk menunjang Puskesmas sebagai garda terdepan. (Dath)