MANADO, LensaSulut.com – Calon anggota DPD Dapil Sulut Putri Rejeki Kasad akhirnya angkat bicara soal tuduhan dugaan penipuan uang puluhan miliar dan belasan sertifikat tanah yang dilakukannya.
Diketahui, tuduhan ini menjadi heboh berawal dari pemilik akun Facebook bernama Alid yang mengatakan Putri adalah penipu kepada orang-orang sehingga chattingannya tersebar luas.
Tindakan penyebar kebencian terhadap dirinya kata Putri Rejeki Kasad adalah valid, sebab akun Facebook yang bersangkutan (Alid Soepredjo) juga berteman dengannya.
Tak hanya itu lanjut Putri, yang bersangkutan juga menghubungi by phone untuk menyampaikan fitnah yang ditujukan kepadanya.
Menyikapi hal penipuan yang disampaikan Alid kepada beberapa orang lewat chattingan itu Putri mengatakan nilai yang disampaikan kepada setiap orang itu berbeda-beda, yaitu ada yang 15 milyar, ada juga 21 milyar serta 23 milyar.
Jadi sebut Putri, yang bersangkutan keliatan ngawur karena itu tidak benar dan sangat tidak masuk logika. Maka teman-teman serta masyarakat bisa menilainya dan ini merupakan tindakan pembunuhan karakter kepada saya. Jadi saya pertegas bahwa uang puluhan miliar yang disebutkan oleh yang bersangkutan itu tidak pernah ada.
Bahkan menurut Putri, diduga penebar fitnah ini juga meminta kepada yang dihubungi untuk menyebarluaskan apa yang disampaikannya itu kepada orang lain agar tidak menjadi korban penipuan.
Tak hanya tuduhan penipuan uang puluhan miliar, pemilik akun Alid kata Putri, telah menyerang kehidupan pribadinya atau sudah masuk ke wilayah privasinya.
“Ini sangat berdampak kepada keluarga dan kami merasa sangat tidak nyaman apalagi saya memiliki anak remaja berusia sekolah siswi SMA yang sudah paham media sosial dan screenshot percakapan dengan dialek Manado yang ditujukan kepada saya dengan mengatakan ada laki mo balaki deng orang pe laki itu sampai ke akun anak saya. Ini sangat keji. Padahal saya dengan mantan suami saya itu secara agama dan negara telah resmi berpisah sejak tahun 2007 dan telah memiliki kehidupan masing-masing. Bahkan yang bersangkutan penebar isu ini tau.
Tak cukup sampai disitu, yang bersangkutan juga menebarkan isu bahwa saya menggelapkan 15 sertifikat tanah. Ini isu yang sangat tidak benar dan tidak mendasar. Ini saya katakan karena saya menangani mengurus proses pengalihan tanah milik saudara dari yang bersangkutan di Lolak dari seseorang kepada mereka. Dan proses ini terhambat administrasi dikarenakan harus ada turun waris dan ada yang perlu diselesaikan dengan ahli warisnya. Artinya masih ada persetujuan yang belum tercapai. Jadi kalau mau ditanya sertifikat itu posisinya ada di mana yaitu ada di Camat Kecamatan Lolak. Sebagian ada di Notaris yang mengurus yang ada di Kota Kotamobagu dan sebagian ada di BPN. Jadi kepada saya tidak ada sama sekali.
Bahkan tadi malam saya sudah menghubungi menanyakan kepada camat dikarenakan penebaran isu oleh yang bersangkutan serta pemberitaan terkait isu negatif yang ditujukan kepada saya. Artinya persoalan sertifikat ini bisa terkonfirmasi. Tapi oleh yang bersangkutan ini dijadikan isu melakukan pembunuhan karakter terhadap saya.
Ini harus diluruskan karena saya sebagai Notaris apabila dituduhkan seperti itu merupakan tendensi buruk buat saya yang diduga menjadi maksud dari yang bersangkutan. Karena dia tau tapi tidak melakukan konfirmasi soal proses ini kepada saya, malah dia menebarkan isu kepada orang-orang bahwa saya menggelapkan 15 sertifikat.
Tindakan yang bersangkutan ini membawa dampak negatif kepada saya dan keluarga sehingga saya hanya bisa berdiskusi dengan beberapa kawan dan kolega, serta beberapa tokoh agama karena saya memang sangat syok kaget karena tuduhan ini bukan main-main, sebab nilai dan jumlahnya bukan main-main.
Disitu saya berbincang minta pertimbangan serta masukan terkait apa yang saya alami ini. Namun terakhir saya berbincang dengan anak saya yang kebetulan dia sudah SMA kelas tiga yang sudah melek dengan situasi ini. Artinya kita bicara antara orang tua dan anak dari hati ke hati. Alhamdulillah dia membuat saya menjadi terenyuh sehingga sangat membuat saya menemukan ketenangan. Saya bersyukur diusianya yang baru akan beranjak dewasa ini tapi bisa memberikan masukan bermakna ketabahan bagi saya. Intinya dia. menyarankan mami jangan berlarut-larut dan harus mengikhlaskan takdir.
Usai berbincang berdua antara ibu dan anak kata putri, dirinya merasakan seperti ada dialog antara hati dengan pikirannya yang sebelumnya terasa berat memikirkan langkah dan upaya hukum, tiba-tiba muncul keinginan hati untuk mengikhlaskan perbuatan yang bersangkutan. “Akhirnya saya mengikhlaskan dan berkesimpulan mungkin kalau saya bukan seorang calon anggota DPD, tidak mungkin isu ini muncul menerpa saya,” pungkasnya saat berbincang santai bersama beberapa jurnalis, Senin 14/8/2023.
(jea)