MANADO, LensaSulut.com – Menjelang perhelatan Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke-X Syarikat Islam (SI) Sulawesi Utara yang akan digelar pada 28 Mei 2025 di Manado, atmosfer organisasi mulai dipenuhi harapan dan semangat perubahan dari para kader. Muswil ini menjadi momen krusial untuk menentukan arah baru SI Sulut agar mampu bangkit dan kembali memainkan peran strategis dalam perjuangan keumatan dan kebangsaan.
Salah satu yang mengungkapkan harapannya adalah Gilang Ramadhan Hiola, kader muda SI, pengurus Pemuda Muslimin Indonesia Kota Manado. Gilang begitu berharap peran penting seorang ketua yang kepemimpinan bukan hanya hadir secara simbolis, tetapi benar-benar mampu membumikan nilai-nilai perjuangan SI dalam realitas umat.
“Momen Muswil ini adalah harapan besar bagi kami warga SI. Kami ingin melihat perubahan yang nyata dari cara organisasi ini dikelola. Sudah saatnya SI dipimpin oleh tokoh yang aktif, responsif, dan memiliki kedekatan emosional dengan umat,” ujar Gilang.
Menurutnya, pemimpin SI Sulut ke depan harus mampu melepaskan diri dari pola eksklusivitas. Ia menekankan bahwa SI adalah milik bersama, bukan hanya milik kelompok tertentu. “Jangan ada lagi sekat-sekat yang membatasi. SI harus jadi rumah besar bagi semua yang percaya pada nilai-nilai keumatan dan kebangsaan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Gilang menyampaikan bahwa figur ketua yang ideal adalah sosok yang mampu menjadi jembatan dialog, penggerak kolaborasi lintas elemen, serta pembaharu yang mampu membawa SI menuju kemajuan. “Kita butuh pemimpin yang hadir di tengah-tengah umat. Kami butuh ketua yang mendengar, yang bekerja, dan yang membawa perubahan nyata,” seru Gilang penuh harap.
Suara Gilang mencerminkan aspirasi banyak kader muda yang mendambakan transformasi organisasi. Mereka menginginkan agar SI tidak hanya kuat secara historis, tapi juga relevan secara kontekstual di tengah dinamika sosial-politik saat ini.
Dengan semangat keterbukaan, inklusivitas, dan pembaruan, para kader dan warga SI berharap Muswil Ke-X ini menjadi titik balik kebangkitan SI di Sulawesi Utara. “Muswil ini bukan hanya ajang memilih pemimpin, tetapi juga momentum untuk menyusun kembali peta jalan perjuangan yang lebih progresif dan membumi,” tukasnya.
Sebagai organisasi yang telah mengakar dalam sejarah bangsa, SI memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk terus hadir sebagai garda terdepan dalam membela umat dan bangsa. Harapan besar kini tertumpu pada Muswil Ke-X: akankah SI Sulut bangkit dengan wajah baru dan semangat baru? Waktu yang akan menjawab.
(jefry)