MANADO LensaSulut.com — Kesal belum adanya distribusi bantuan kepada warga masyarakat Manado yang terdampak ekonomi akibat disuruh jangan beraktifitas di luar rumah, sejumlah warga mendatangi Kantor Walikota Manado. Kedatangan beberapa warga tersebut menarik perhatian setiap orang yang melintas di depan kantor Walikota Manado.
Pasalnya mereka yang melakukan aksi protes kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Manado, membawa spanduk berbentuk karangan bunga bertuliskan “Turut Berduka Cita Atas Matinya Hati Nurani Walikota Manado”. Rabu 15/4/2020.
Menurut salah satu warga yang turut dalam aksi tersebut, tindakan protes yang dilakukan karena mereka merasa bahwa Walikota Manado, GS Vicky Lumentut lambat dalam menyikapi kondisi ekonomi warganya.
“Sudah satu bulan sejak mengeluarkan Surat Edaran Walikota agar masyarakat jangan beraktifitas di luar rumah karena mengantisipasi penyebaran Virus Corona, tapi sampai saat ini tidak ada perhatian atau langkah cepat memikirkan kondisi ekonomi warganya. Di daerah lain pemerintahnya sudah melakukan langkah cepat dengan memberikan bantuan sembako kepada warganya. Makanya kami merasa hati nurani pak Walikota sudah mati,” ungkap warga yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online.
Sementara itu, Faisal Salim yang juga Ketua BM-PAN Manado mengaku bahwa aksi yang mereka gelar semata-mata karena terpanggil untuk mengetuk pintu hati Walikota agar lebih peduli memikirkan nasib warganya.
“Kami BM PAN Manado merasa terpanggil karena mendengar jeritan hati dan keluhan warga yang saat ini mengaku mengalami kesulitan ekonomi karena himbauan pemerintah agar jangan keluar rumah guna mengantisipasi penyebaran Covid-19. Tapi Pemerintah Kota Manado justru lambat dalam merespon situasi dan kondisi ekonomi warga. Maka kami BM PAN mengambil cara untuk menyuarakan keluhan warga, agar pak Walikota dapat memperhatikan dan mengambil langkah cepat menangani situasi ini,” ujar Faisal Salim.
Dia pun mengaku heran dengan birokrasi dan pendataan yang memakan waktu yang begitu lama tanpa memperhatikan kondisi warga apalagi mereka yang terdampak langsung seperti pekerja harian, buruh dan pedagang pasar, termasuk karyawan yang dirumahkan. Hal lain menurutnya menjadi tanda tanya yaitu data kependudukan yang dimiliki Pemkot sehingga memakan waktu lama dan menambah dampak di masyarakat.
Dalam aksi tersebut, mereka mengajukan tuntutan agar Pemkot Manado segera menyalurkan bantuan kepada masyarakat tanpa memandang buluh. Tuntutan itu tertuang dalam karangan bunga dan diletakkan di depan Kantor Walikota Manado. (jea)