BOLTIM, LensaSulut.com – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, masih ada sosok yang memilih berbagi lewat aksi nyata. Uan Lahati, seorang warga Desa Bulawan Satu di Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), tak hanya merayakan kebahagiaan keluarga, tapi juga menebar kebaikan ke penjuru kampung.
Pada Jumat pagi, 30 Mei 2025, halaman rumah Uan di Dusun 4 dipadati ratusan warga. Bukan hanya sanak keluarga dan tetangga yang datang untuk menghadiri acara tasyakuran aqiqah putranya, Saifan Kamil Lahati, tetapi juga puluhan anak-anak dari dua kecamatan yang akan menjalani sunatan massal secara gratis.
Bagi Uan, ini bukan sekadar ritual keluarga. Ini adalah momentum berbagi.
“Acara ini memang sudah direncanakan sejak tahun lalu,” ujarnya.
“Tapi karena banyak kesibukan, baru kali ini bisa terlaksana. Saya senang sekali bisa akhirnya merealisasikannya.” tambahnya.
Yang membuat acara ini istimewa, bukan hanya karena ia menyulap momen pribadi menjadi kegiatan sosial, tetapi juga karena antusiasme masyarakat yang begitu tinggi. Awalnya, hanya 50 hingga 75 anak yang ditargetkan menjadi peserta. Namun, kenyataan di lapangan berbeda, lebih dari 100 anak hadir, bahkan beberapa berasal dari kecamatan tetangga, Tutuyan.
“Kalau sampai seratus atau dua ratus anak pun, tidak masalah, malah lebih baik,” tutur Uan sambil tersenyum bangga.
Tak sekadar disunat, setiap anak juga pulang membawa bingkisan. “Abis sunat, kase doi lagi,” ujarnya dengan logat khas daerah, merujuk pada pemberian uang tunai sebagai bentuk apresiasi.
Kegiatan ini pun mendapat respon positif dari berbagai pihak, termasuk tokoh pemuda Kecamatan Kotabunan, Andika Abdullah. Ia menilai bahwa kegiatan yang digagas Uan Lahati sangat istimewa dan berbeda dari kegiatan sunatan massal lainnya.
“Tidak semua orang berpikir untuk menggabungkan acara aqiqah pribadi dengan kegiatan sosial seperti ini. Apalagi anak-anak diberikan bingkisan pula. Ini bentuk kepedulian yang langka.” ucapnya.
Andika berharap, kegiatan seperti ini bisa membuka mata banyak pihak, termasuk pemerintah, agar lebih memberikan dukungan terhadap inisiatif-inisiatif warga yang bersifat sosial dan berdampak luas.
“Sebagai pemuda, kami merasa terpanggil untuk membantu. Kami tidak hanya hadir, tapi juga mendampingi adik-adik agar mereka tenang dan tidak takut. Ini bentuk solidaritas yang ingin terus kami jaga,” pungkasnya.
Di balik kesederhanaannya, acara ini menjadi bukti nyata bahwa kebaikan bisa lahir dari siapa saja, kapan saja, dan dari niat yang tulus. Melalui aqiqah, Uan Lahati bukan hanya membagi kebahagiaan kepada keluarganya, tetapi juga menanamkan benih kepedulian yang akan tumbuh dalam ingatan banyak orang.
(Dath)














