TUTUYAN, lensasulut.com – Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sehan Landjar SH terkejut. Upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), yang digelar di halaman kantor Bupati Boltim dihadiri sejumlah guru ketika Landjar masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Saat melihat sosok-sosok pendidiknya tersebut, Eang sapaan akrab Bupati Boltim pun termenung, bahkan sempat meneteskan air matanya, Rabu (2/5).
Saat diwawancarai, Eang mengaku tidak menyangka Dinas Pendidikan Boltim mempersiapkan acara itu. Apalagi dengan menghadirkan guru-gurunya di masa SD. Kata Eang, yang paling berkesan bagi dirinya, yaitu guru Tomo Tontoigon. Sebab, waktu itu Landjar tergolong murid terbandel. Guru Tontoigon inilah yang menundukkannya.
“Selain itu, ada yang paling lembut, yaitu guru kesenian, Hengky Mambo. Juga guru Jhon Wahongan. Setahu saya, mereka itu sosok yang tidak pernah mengeluh,” ujar Eang.
Lanjut Sehan, sosok Guru Tontoigon tidak pernah dia lupakan. Menurutnya, Tontoigon sangat disiplin, penyayang dan paling memberikan apresiasi kepada murid-murid yang cerdas.
“Saya waktu itu, meski nakal tapi tergolong murid yang cerdas. Ini sangat luar biasa. Tadi, waktu saya berdoa, spontan saya ingat guru-guru saya. Tak tahunya, mereka ada di sekeling saya. Saya bangga bisa bertemu lagi dengan orang-orang yang membuat saya seperti sekarang ini,” tutur Bupati dua periode ini.
Eang menceritakan situasi guru pada Tahun 1973-1975, keadaannya sangat berbeda dengan zaman sekarang. Kala itu kata Eang, guru-guru tidak pernah mengeluh. Walaupun saat menerima gaji pada Idul Fitri, guru-guru datang ke Kotamobagu. Saat itu juga tidak ada gaji yang diterima. Guru-guru pun pulang tanpa mengeluh. Namun semangat mengajarnya sangat luar biasa.
“Tingkat kesulitan guru pada waktu itu sangat tinggi. Makanya guru-guru sekarang janganlah terlalu banyak mengeluh,” sentilnya.
Saat disambagi, Tomo Tontoigon mengatakan, momentum Hardiknas membuat dia gembira. Alasannya, ia diberikan penghargaan dari pemerintah daerah (Pemda). Dirinya pun mengapresiasi Pemda Boltim. Dia berharap, piagam penghargaan yang diterimanya dapat memotivasi guru-guru lain untuk lebih semangat menjalankan tugas mengajar.
“Saya sangat bangga karena murid-muridku, selain jadi kepala dusun, kepala sekolah, Sangadi, ada juga yang menjadi Bupati. Seandainya ada 10 murid seperti Sehan Landjar, mungkin sudah sepuluh juga yang jadi Bupati,” ucap kakek asal Bilalang dua ini. (rey)