MANADO LensaSulut.com — Langkah dan cara politik Elly Engelbert Lasut (E2L) yang dinilai ragu-ragu dan ambigu jelang Pilkada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara, turut ditanggapi oleh pengamat Sosial Politik, Mahyudin Damis. Menurutnya, hal itu bisa saja telah terkomunikasi secara politik, atau ada pertimbangan elit partai.
“Alasannya bisa saja Nasdem tidak terikat dengan kadernya karena Nasdem adalah partai yang relatif baru, sehingga tokoh politiknya tidak sebanyak partai yang lebih tua. Itu persoalan, sehingga Nasdem bisa mengakomodir tokoh-tokoh dari luar partai misalnya tokoh masyarakat, tokoh politik. Kemudian bisa kita lihat hubungan emosional Elly Lasut dengan Partai Nasdem ketika putrinya Hillary Brigita Lasut diusung oleh Nasdem yang saat ini duduk di DPR RI, itu tidak bisa diabaikan hubungan relasi seperti itu,” jelas Damis.
“Jadi tidak ada alasan menyebutnya dia ambigu memasang logo Partai Nasdem, bisa jadi ini bagian dari langkah politik yang telah terkomunikasi. Tapi kalau ada tanggapan dan pendapat warga dan simpatisan Partai, soal sikap dan etika politik, saya kira ini adalah wajar sebagai dinamika dalam perpolitikan,” sambungnya. Senin (30/3)
Sebelumnya pada beberapa pemberitaan media, langkah dan sikap politik E2L mendapat sorotan karena pada alat peraga seperti balihonya tercantum logo Partai Nasdem. Kritikan ditujukan kepadanya karena E2L adalah kader dan Ketua Partai Berkarya Sulawesi Utara. Sehingga dia dianggap ambigu.
“Di beberapa tempat kami melihat ada baliho Pak Elly Lasut yang disosialisasikan untuk maju di Pilgub Sulawesi Utara. Tapi agak aneh, kami penasaran dan menaruh curiga bertanya-tanya, kenapa ya beliau memakai lambang Partai NasDem? Kan beliau ini yang kami tau bukan kader NasDem. Ini namanya ambigu dalam berpolitik,” ujar Usman Lihawa, warga Kota Manado.
Senada disampaikan Fatiya. Warga Manado ini menuturkan, bahwa apa yang dilakukan E2L bila beliau bukan kader NasDem adalah cara yang kurang elok.
“Kalau kebenarannya bahwa Pak Elly ternyata bukan kader NasDem, lantas dibaliho menggunakan lambang NasDem, ini bertanda tidak elok. Beliau harus mengajarkan cara-cara berpolitik yang lebih elegan,” kata Fatiya.
Lanjut Fatiya, harusnya kader Partai NasDem mempertanyakan manuver politik dari E2L.
“Saya berpendapat, harusnya kader Partai NasDem pertanyakan ini di internal. Akhirnya orang-orang beranggapan Pak Elly adalah kader NasDem, padahal kan saya tau beliau ini di Partai Berkarya,” lanjutnya. (jea)