TUTUYAN lensasulut.com – Pengaruh perkembangan dunia teknologi dan IT yang sangat pesat menjadi perhatian serius, khususnya dalam mengantisipasi dampak negatif terhadap anak-anak. Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sehan Landjar SH berujar, tanggung jawab anak bukan hanya pada Pemerintah, tapi 80 persen ada pada orang tua. Hal ini disampaikannya saat diskusi dengan sejumlah awak media belum lama ini.
Menurut orang nomor satu di totabuan paling Timur ini, orang tua harus sadar bahwa anak itu bukan tanggung jawab pemerintah tapi 80 persen tanggung jawab orang tua itu sendiri.
“Sepuluh persen pada pemerintah dan sepuluh persen pada masyarakat. Jadi tidak boleh berharap pada pemerintah karena pemerintah hanya fasilitator, yang utama ada pada orang tua,” sebut Sehan.
Bupati dua periode ini berharap, orang tua menyadari bahwa anak-anak mempunyai dua ruang utama yaitu keluarga dan pemerintah. Anak-anak dipersiapkan untuk masuk ke ruang terbuka, ruang masyarakat. Kalau di dua tempat ini mereka mendapatkan sesuatu yang baik kata Sehan, maka mereka akan memberikan pencerminan dan pewarnaan yang baik ketika mereka didalam kehidupan bermasyarakat.
Pria yang sering disapa Eang ini juga mengingatkan terkait keberadaan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari. Katanya, kalau anak-anak tidak nyaman di rumah, berarti dia tidak mendapatkan dunianya di dalam rumah, kalau dia lebih suka dijalan berarti dia juga tidak mendapatkan dunianya.
“Sehingga orang tua harus tahu. Berikan hak anak sepenuhnya didalam rumah, agar dia betah karena ia berhak mendapatkan dunianya. Kalau ada anak yang tidak betah dirumah, itu kesalahan orang tua,” ungkapnya.
Bupati yang juga Ketua DPW PAN SULUT ini menambahkan, kenyataan yang tidak boleh dipungkiri bahwa pengaruh globalisasi terutama masalah sarana komunikasi yang lebih canggih sekarang ini sangat berdampak pada pembentukan karakter. ia berharap jangan satu kemajuan ini, mendatangkan satu kemunduran dari aspek karakteristik.
“Saya mengingatkan kepada orang tua, lebih baik perbanyak tangan kita mengusap kepala anakmu, dari pada mengusap layar Handpone (HP) . Harus lebih tanggap terhadap tangisan anak daripada dering HP. Lebih peka dari kebutuhan anakmu dari pada handponemu,” pinta Sehan. (rey)