KOTABUNAN, lensasulut.com – Arus kekecewaan masyarakat lingkar tambang Desa Kotabunan semakin tak terbendung. Aksi demonstrasi (Demo) akbar kans tersaji. Mekanisme perekrutan karyawan PT ASA yang tak mengakomodir penduduk setempat, jadi pemantik.
Warga Kotabunan, Dade Abdurahman menilai, hal ini sudah tidak etis lagi. Alasannya, mulai perekrutan driver (sopir) hingga mobil yang dipakai perusahaan, kebanyakan dari luar daerah.
“Jika mekanisme perekrutan karyawan tidak diubah, kami akan demo besar-besaran usai Lebaran nanti,” tegas Abdurahman saat bersua sejumlah pewarta, Rabu (30/5).
Kata dia, warga di lingkar tambang bukan menolak perusahahan. Yang jadi pertanyaan, kenapa mobil yang dikontrak perusahaan berasal dari luar daerah. Sedangkan di Kotabunan sendiri sudah tersedia mobil tambang.
“Kalau pun tidak memenuhi syarat, kami bisa mengadakan mobil sesuai spesifikasi perusahaan. Mobil jenis apa saja, pasti kami bisa adakan,” sebutnya.
Terkait perekrutan karyawan, tokoh masyarakat Kotabunan, Hartono Liem angkat suara. Menurut dia, perusahaan seharusnya memberdayakan warga lingkar tambang. Sebab, untuk sopir saja, warga setempat banyak yang bisa.
“Untuk driver, perusahaan seharusnya mengutamakan pekerja lokal. Bukan sebaliknya. Saat ini yang diterima bekerja, malahan orang-orang dari luar daerah,” kata Liem.
Ia menekankan, perusahaan semestinya mengakomodir putra daerah terlebih dahulu. Hal ini dinilainya sangat penting untuk diperhatikan perusahaan. Sehingga asas manfaat bisa dirasakan masyarakat.
Ketika dikonfirmasi, PT ASA selalu berdalih tidak bisa mengeluarkan statemen, jadi alasan. Eksternal PT ASA, Reggy Pontoh pun susah ditemui karena jarang berada di tempat. Berkali-kali didatangi di kantornya, tapi tidak membuahkan hasil. (rey)
