PALU, lensasulut.com – Ketua KNPI Sulawesi Tengah sesalkan banyaknya Bantuan Tanggap Darurat untuk korban Gempa dan Tsunami Di Palu, Sigi, dan Donggala namun tidak terdistribusi secara baik, sehingga banyak pengungsi yang tidak kebagian bantuan.
“Saya melihat cara pembagian bantuan yg kurang tepat, masa bantuan diturunkan secara gelondongan di posko2 pengungsi, misalnya beras, di turunkan/karung, di turunkan BerKardus2, bukannya dibagi2 dulu atau dibuat dalam bentuk paket, contohnya 1 kantong kresek isinya Beras 3 Ltr, Mie Instan 5 bgkus, Telur 5 Butir / Orang sehingga efektif, klau gelondongan bgini mau berapa pun Gak akan ada cukup2 nya,” ujar Ketua KNPI Sulawesi Tengah, Mohammad Nurul Haq.
Kemudian yg kedua, menurutnya masih banyak pengungsi-pengungsi yangg tidak terdata dan tersentuh bantuan darurat karna mereka mengungsi di areal rumah mereka Masing-masing.
“Ini mestinya ada yang bertugas khusus menyisir tempat-tempat itu, misalnya Area Jalan Garuda, Area Tinggede yg deket dgn Palu, Tondo sebahagian besar, Mamboro. Bantuan-bantuan hanya terpusat pada posko2 besar seperti Lapangan Walikota, Dinas Sosial, Bandar Udara, Halaman-halaman kantor sepanjang Jl.M.Yamin, Donggala Kodi, dan Balaroa, yang jumlahnya lebih sedikit ketimbang pengungsi-pengungsi yang di luar itu yg terpisah-pisah. jika mau disatukan kan nggakak mungkin nampung,” ketusnya.
Mestinya kata dia, harus dibuka posko-posko Relay di setiap area itu kemudian relawan ditempatkan secara proporsional supaya bantuan-bantuan itu terdistribusi secara baik, Jadi Mohon Relawan yg bukan relawan teknis seperti Tenaga medis, dan Tenaga teknis lain kiranya sehari-hari ini dapat membantu untuk mengatur distribusi Bantuan Tanggap darurat ini.
“Intinya bantuan makanan dan minuman itu di bagi perpaket-paket baru didistribusi. Kalau mau bilang kekurangan tenaga, banyak organisasi atau ormas mau dan bisa di berdayakan. Semua orang mau membantu kok, jadi gak usah khawatir kurang tenaga,” ungkapnya. (jeff)