Beranda Bolmong Timur Dispertanak Mulai Lakukan Pengembangan Program Siwab. “Sistimnya Menarik”

Dispertanak Mulai Lakukan Pengembangan Program Siwab. “Sistimnya Menarik”

725
0
BERBAGI
Muhammad Insani

TUTUYAN lensasulut.com — Dinas Pertanian dan Perternakan (Dispertanak) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), tahun ini sudah mulai melakukan pengembangan program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB).

Kepala Dinas Pertanian Peternakan Boltim, melalui Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Dr. Muhammad Insani mengatakan, tahun 2019 ini terkait dengan adanya program Siwab sudah mulai efektif dilakukan.

“Tahun ini sudah efektif. Disamping itu, kita butuh sapi betina produktif dari peternak. Jika tak ada aral melintang, maka direncanakan pula perkawinan silang antara sapi putih atau Peranakan Ongole (PO) lokal dengan sapi bali yang nantinya menghasilkan genetika sapi bacan” ujar Insani, Selasa (14/5).

“Rencana tersebut, mengingat bahwa ketika umuran 3 tahun sapi hasil persilangan dimaksud sudah bisa capai 500 kilogram berat badannya. Maka, sudah barang tentu, dalam rangka swasembada daging sekaligus memperbaiki kualitas bibit sapi pada Program SIWAB yang bertujuan untuk memberikan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik terhadap sapi betina (sapi indukan) di Boltim akan sukses seperti diharapkan” sambungnya.

Insani menambahkan, untuk IB sudah 7 sapi yang dikawinkan. Adapun syaratnya yakni sapi belum hamil, dan sudah pernah beranak minimal satu kali.

Di Desa Tombolikat Kecamatan Tutuyan tuturnya, ada sekitar 15 ekor sapi warga namun, di IB hanya 2 ekor positif sesuai syarat. “Sedangkan, desa Paret kecamatan Kotabunan, 7 ekor sudah di IB pada Bulan Maret-April kemarin,” ucapnya.

“Saat ini, dilakukan di desa Purworedjo kecamatan Modayag dan Motongkad. IBnya atau Straw kita gunakan, isinya (benih gen-red) kandungannya sekitar 2 sampai 5 juta sel, diambil dari sapi jantan khusus berkualitas guna perbaikan genetik (keturunan). Programnya upaya khusus sapi indukan wajib bunting. Untuk IB kita masukan ke dalam kontener khusus IB, didalamnya mengandung N2 cair dimana suhunya mencapai minus 175 derajat celsius. Dan harus dalam keadaan kristal beku. Jika tidak, maka akan merusak cikal bakalnya. IB tidak mengenal tenggang waktu atau masa. Jadi bisa disimpan hingga ratusan tahun namun, harus ada N2nya” sambungnya.

Lebih jauh Insani mengungkapkan, bahwa program tersebut akan terus dikembangkan bahkan tidak putus sampai tahun-tahun mendatang.

“Karena, sistemnya pengembangan ternak khususnya sapi, peternak diberikan IB dan obat-obatan yang berkaitan dengan kesehatan sapi. Seperti perangsang, penguat kehamilan, dan anti tetanus jika ada sapi yang luka. Sekaligus pembinaan pada peternak. kita turun langsung mengawal program ini. Mulai dari pemeriksaan kesehatan sapi, suntikan IB, sampai proses melahirkan. minimal 3 tahun pengembangan program ini. Dengan begitu, kualitas F3 atau keturunan ke 3 mendapatkan hasil sapi unggul di kabupaten Boltim” paparnya.

“Dalam waktu dekat ini kami akan berupaya bentuk dua tim. Satu tim untuk penanganan IB kawin suntik, dan tim lainnya khusus menangani penyakit flu burung dan rabies,” tuntasnya. (rey)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here