MANADO LensaSulut.com — Aksi demo ribuan massa Mahasiswa yang tergabung dalam Komite Aksi Mahasiswa Sulawesi Utara di Gedung DPRD Sulawesi Utara (Sulut) berlangsung panas. Situasi ini dipicu karena massa Mahasiswa yang dihadang aparat untuk masuk ke halaman gedung karena pagar pintu gerbang yang tidak dibuka sejak aksi dimulai pada pukul 11.00, Rabu (25/9/2019).
Upaya masuk yang dilakukan mahasiswa untuk menyampaikan tuntutan akhirnya tercapai setelah selama tiga jam bentrok yang diwarnai aksi bakar ban oleh mahasiswa dan tembakan gas air mata dari aparat keamanan. Massa mahasiswa berhasil merobohkan pagar pintu gerbang gedung DPRD Propinsi Sulut dan berhasil masuk.
Mahasiswa selanjutnya melakukan dialog dengan beberapa Anggota Dewan Provinsi (Deprov) di halaman gedung dan menyampaikan Sembilan poin tuntutan kepada perwakilan DPRD yang ditemui yakni, Hi. Amir Liputo, Victor Mailangkay, Yusra Alhabsyi, Fransicus Silangen, Melky Pangemanan, Fabian Kaloh.
Adapun 9 poin tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa, yaitu:
1. TOLAK RUU KUHP
2. TOLAK RUU PERTANAHAN
3. TOLAK KENAIKAN BPJS
4. TOLAK PENCABUTAN SUBSIDI LISTRIK
5. Cabut UU KPK yang baru
6. TUNTASKAN PELANGGARAN HAM
7. STOP DEFORESTASI HUTAN
8. STOP LIBATKAN MILITER DALAM KONFLIK AGRARIAN
9. HENTIKAN PENDEKATAN MILITER di PAPUA
DPRD Sulut akhirnya menerima poin-poin tuntutan yang disampaikan para mahasiswa. Dalam orasinya, beberapa anggota Deprov atas nama DPRD Propinsi Sulawesi Utara menyetujui dan mendukung penuh tuntutan yang disampaikan para mahasiswa.
Salah satu anggota DPRD Sulut Hi. Amir Liputo, SH di hadapan para mahasiswa menyampaikan bahwa tuntutan ini akan diteruskan ke DPR RI. “Kami menyetujui dan mendukung penuh tuntutan ini. Dalam waktu secepatnya akan kami bawa. Besok tuntutan ini kami bawa ke DPR RI,” seru Liputo. (jef)
