MANADO LensaSulut.com – Mahasiwa Politeknik Negeri Manado berulang kali dikecewakan oleh pihak kampus terkait pelaksanaan wisuda. Mulai dari wisuda luring yg direncanakan akan dilaksanakan selama 3 hari, Kamis 17 Desember – Sabtu 19 Desember 2020. Namun H-1 atau 16 Desember pelaksanaan wisuda, tiba-tiba pihak kampus membatalkan dengan alasan covid dan satgas tidak mengijinkan.
“Jika benar demikian tidak ada ijin dari satgas, tapi kampus – kampus yg ada di Manado tetap bisa melaksanakan wisuda luring di tanggal – tanggal wisuda seperti yang sudah politeknik rencanakan yaitu tanggal 17,18,19 Desember,” keluh sumber salah satu mahasiswa wisudawan yang tak ingin namanya disebutkan.
Pembatalan tiba – tiba ini kata dia, menuai protes mahasiswa karena sebagian besar orang tua mahasiswa yang dari luar provinsi maupun luar kota ada yang sudah dalam perjalanan menuju manado, bahkan ada yang sudah tiba di Manado untuk menghadiri wisuda anak mereka.
“Kerugian lain yg dirasakan mahasiswa yakni mahasiswa sudah menyiapkan catering makanan untuk acara syukuran dan penyewaan foto studio untuk mengabadikan moment wisuda nanti. Pasca pembatalan wisuda luring tersebut, mahasiswa kemudian menempuh berbagai jalur dan mengupayakan agar bisa dilaksanakan wisuda luring, salah satunya adalah dialog langsung dengan satgas covid-19 provinsi yang dilakukan oleh pihak BEM kampus untuk meminta ijin pelaksanaan wisuda politeknik, yang akhirnya sudah diijinkan oleh pihak Satgas dengan persyaratan penerapan protokol covid-19 dengan ketat,” sambungnya.
Tetapi menurutnya, pihak kampus tetap tidak mengindahkan upaya mahasiswa untuk dilaksanakannya wisuda secara luring, dan malah mengambil kebijakan wisuda DARING yg akan dilaksanakan pada hari Selasa 22 Desember 2020. Dengan penuh kekecewaan dan pasrah, Mahasiswa Akhir Wisudawan Politeknik Negeri Manado menerima keputusan tersebut.
“Namun pelaksanaan wisuda Daring yang diselenggarakan hari ini (Selasa 22 Desember 2020). Diluar harapan para wisudawan politeknik negeri manado dan sangat – sangat mengecewakan kami mahasiswa dan orang tua kami yang menjadi korban wisuda daring yang kesannya tidak siap dan se-olah dipaksakan. Wisuda daring yang diselenggarakan hari ini, banyak menimbulkan permasalahan pada saat proses wisuda daring sedang berlangsung. Mulai dari teknis pelaksanaan yang kacau, kualitas zoom schreen yang ditampilkan pihak kampus dibawah standard (Burik). Banyak mahasiswa yang tidak bisa join ke dalam ruangan zoom wisuda, hingga konsep pelaksanaan wisuda daring yang dibuat sangat – sangat menyedihkan karena mahasiswa akhir wisudawan politeknik hanya dibuat seperti penonton yang seolah sedang menonton seminar dan tidak ditampilkan prosesi pemindahan tali toga oleh orang tua di zoom screen wisuda,” ketusnya.
Hingga selama prosesi wisuda sedang berlangsung. Para wisudawan melakukan protes kepada pihak kampus dan mengkritik dengan tegas karena pihak kampus tidak siap melaksanakan wisuda daring, kesannya seolah dipaksakan untuk dilaksanakan.
“Kalau tidak siap melaksanakan wisuda daring, jangan dipaksakan. Dari pada hanya mengecewakan kami para wisudawan dengan konsep wisuda yang seperti ini. Momen wisuda yang seharusnya jadi momen membahagiakan malah jadi momen yang paling menyedihkan yang kami rasakan,” pungkasnya dengan nada kesal. (bal)