KOTABUNAN, LensaSulut.com– Goresan karya dunia jurnalistik oleh sejumlah pewarta Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), terus dipertajam. Memahat berita yang berkualitas, menjadi bidikan bagi para jurnalis tersebut.
Aksi ini pun diperagakan Komunitas Momais bersama Komunitas Penulis Mapatik dalam pelatihan menulis yang dihelat di Desa Kotabunan, Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Boltim, Rabu (25/8).
Dilontarkan Ketua Komunitas Momais, Matt Rey Kartoredjo, pelatihan menulis tersebut untuk lebih mempertajam cara menulis berita serta memahami etika jurnalistik.
“Kami Komunitas Momais hari ini melakukan silahturahmi dengan Komunitas Mapatik. Selain itu juga, kami melakukan sedikit pelatihan terkait teknis menulis berita dan etika jurnalis yang dipandu langsung oleh Direktur Penulis Mapatik, saudara Rikson Karundeng,” ucap Rey.
Pemilik media TotabuanExpress.co.id ini berharap, para pewarta yang tergabung dalam Komunitas Momais terus mengasah kemampuan menulis terutama menyangkut teknis berita.
“Saya sebagai Ketua Komunitas Momias berharap, ke depan teman-teman komunitas tidak ada lagi yang salah dalam menulis, baik itu berita dan sebagainya, terutama menyangkut teknis. Mudah-mudahan ilmu yang kami dapat hari ini lebih mempertajam cara menulis kami, diutamakan Komunitas Momais,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu pemuda yang mengikuti pelatihan tersebut, Hendy Potabuga menuturkan, pelatihan menulis ini sangat penting karena terkait dengan persoalan memberikan pendidikan bagi para generasi muda yang ada di Kabupaten Boltim, khususnya di wilayah Desa Kotabunan.
“Dalam bahasa Mongondow Momais ini adalah menulis. Maka dari itu, komunitas ini perlu merekrut seluruh generasi-generasi penerus yang ada, sehingga mereka bisa cinta dengan momais, cinta dengan menulis,” ucap Potabuga.
Kehadiran Komunitas Momais di area Timur Totabuan ini pun, mendapat dukungan penuh oleh tokoh pemuda Boltim asal Desa Bulawan Satu, Hendy Potabuga. Ia berharap komunitas ini bisa meluas di wilayah Bolaang Mongondow Raya (BMR).
“Saya secara pribadi sangat mengapresiasi adanya Komunitas Momais ini. Semoga ke depan Momais terus meningkatkan wawasan, ilmu pengetahuan, ke pada para generasi penerus yang ada. Bukan hanya di wilayah Boltim, tetapi di wilayah Bolaang Mongondow secara menyeluruh,” paparnya.
Diberitahu Potabuga, ketika seseorang tidak mau menulis maka dia akan dilupakan dari pusaran sejarah, karena tulisan-tulisan ini nantinya akan ditinggalkan kepada anak cucu mereka.
“Terkait dengan tulis menulis ini sangat penting, karena tulisan-tulisan ini nantinya akan di lihat oleh anak cucu kami, ternyata generasi-generasi sebelum mereka luar biasa. Di zaman sebelumnya banyak contoh tokoh-tokoh besar yang menunjukkan kepada kami, ketika mereka menulis sesuatu terkait persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat. Misalnya alam, lingkungan, dan lain sebagainya, generasi-generasi sebelumnya mengetahui bahwa generasi sebelum mereka sangat luar biasa,” pungkas Coy sapaan akrab Potabuga.
(Dath)