Oleh: Mikdat Ligawa
Setiap orang mempunyai hasrat yang beragam. Mulai dari hal sederhana hingga hal yang paling sulit dipecahkan.
Seperi cerita Zein Kasim. Impiannya untuk menikmati keindahan salah satu tempat yang selama ini ia impikan akhirnya jadi kenyataan.
Niat ingin pergi ke Rumah Makan (RM) Nila Star, akhirnya kesampaian. Tempat yang berada di tengah Danau Limboto, Kota Gorontalo itu sudah lama menjadi perhatian dari Zein Kasim. Wanita asal Desa Kotabunan, Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) ini sepertinya sudah tidak sabar menikmati indahnya Rumah Makan Nila Star.
Sabtu 14 Januari 2023 dengan menggunakan perahu fiber, berwarna kuning, wanita yang akrab disapa mama Aca ini bersama keluarga meluncur menuju rumah makan yang berdiri kokoh di atas air itu.
Ekspresi bahagia terpancar jelas di raut waja ibu satu anak ini, sebab impiannya yang selama ini bisa jadi kenyataan.
“Akhirnya kesampaian juga keinginanku pergi ke Rumah Makan Nila Star,” ucap Zein dengan waja berseri-seri.
Rumah makan ini menyediakan bermacam menu, seperti ikan nila, ikan mas, sayur kangkung dan masih banyak lagi.
Untuk berkunjung ke RM Nila Star, pelancong hanya mengeluarkan uang 40.000 rupiah saja. Itu sudah mendapatkan makanan dan diantar jemput perahu mereka.
“Kalau di Rumah Makan Nila Star ini, hanya membayar 40.000 ribu rupiah per orang, itu sudah paket, antar jemput dengan perahu serta makan dan minum,” ucap Yahya Ahmad, pemilik tempat RM Nila Star.
Sebelum sampai di tempat makan yang selalu ramai itu, keluarga Zein disuguhi pemandangan alam Danau Limboto yang masih alami keindahannya. Di sana banyak Karamba atau penangkaran ikan nila yang ditanam di air. Selain itu danau tersebut masih banyak juga tanaman lain seperti eceng gondok. Burung-burung pemakan ikan yang tampak berterbangan di atas keramba menambah keindahan ketika melakukan perjalanan menuju tempat makan tersebut.
Ketika sampai di RM Nila, mulai terdengar suara musik yang menyejukkan hati. Itu salah satu juga menarik perhatian para pengunjung.
Pelancong yang menjajakan kaki di tempat tersebut tidak akan merasa bosan karena bisa mendengar suara musik bahkan menyanyipun diizinkan oleh owner RM Nila Star.
“Di tempat ini juga, kalau kita sedang menunggu makanan yang sedang dimasak, kita bisa memberi makan ikan yang ada di karamba. Rasa senang melihat ikan yang keluar dari dalam air untuk menikmati pelet yang diberi, menambah keseruan di tempat ini,” tutur Zein Kasim.
“Rumah makan ini biasanya terlihat ramai pengunjung, kalau hari Sabtu dan Minggu atau hari libur lainnya,” Kata Yahya Ahmad.
Ahmad juga menjelaskan, kalau Rumah Makan terapung ini sudah sekitar 3 tahun beroperasi, tapi tempatnya sudah lama. Dan ini hanya sebagai wadah penakaran ikan nila.
Sedikit basa-basi Ahmad bercerita. Kata dia, awalnya tempat ini hanyalah tempat penakaran ikan nila, tapi akibat pandemi Covid-19 sehingga pada waktu itu pasar ditutup, menjual ikan pun sangat susah. “Dari situlah kami memutuskan untuk membuat Rumah Makan ini, agar ikan kami bisa laku,” beber Yahya Ahmad.
Tantangan Saat Pulang
Setelah menikmati keindahan dan makanan lezat ikan nila, Zein bersama keluarganya memutuskan untuk pulang ke rumah tantenya di Kelurahan Dembe 1, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo.
Saat naik perahu fiber, rombongan ini mendapat tantangan ketika mau pulang. Tanaman eceng gondok menghalangi jalur untuk menuju dermaga yang biasa dinaiki dan turunnya penumpang. Akhirnya rombongan turun di tempat yang tidak ada tanaman eceng gondok.
Salah seorang yang membawa rombongan keluarga Zein bertutur jika siang hari tanaman eceng gondok kerap menghalangi rute yang biasa dilalui perahu penumpang. Ia pun mencari jalur lain biar perjalanan pulang tidak ada hambatan.
“Biasanya kalau pada siang hari begini, tanaman eceng gondok menghalangi jalur untuk menuju dermaga, jadi kami turun saja di tempat lain yang tidak terhalang tanaman eceng gondok,” ucap lelaki yang terlihat mahir mengemudikan perahu tersebut.
Soo,, bagi peminat wisata kuliner, anda bisa datang dan rasakan sensasi makan sambil menikmati pemandangan alam Danau Limboto.
(Editor, Jefry Alibasyah)