MANADO, LensaSulut.com – Jamaah Masjid Jami Ash Shalihin, Kelurahan Dendengan Dalam, Kecamatan Paal Dua, merayakan momen istimewa dengan peresmian pembangunan kembali masjid mereka, Selasa (28/1/2025). Acara ini sekaligus dirangkaikan dengan peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, menjadikannya hari penuh berkah bagi para jamaah.
Hikmah Isra Mi’raj disampaikan oleh KH. Ustad Yaser Bin Salim Bachmid, yang dalam tausiyahnya menekankan pentingnya kebersamaan dalam membangun rumah Allah SWT. “Membangun masjid adalah investasi akhirat. Allah SWT akan membalasnya dengan membangunkan rumah di surga bagi kita. Oleh karena itu, mari kita terus bersatu dalam kebaikan,” ujar Ustad Yaser.
Peresmian masjid dilakukan secara simbolis melalui pemotongan pita oleh Drs. KH. Ulyas Taha, M.Pd., Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Sulawesi Utara. Dalam sambutannya, KH. Ulyas mengajak jamaah untuk menjaga kerukunan dan kebersamaan demi meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah.
Ketua Badan Ta’mir Masjid (BTM) Ash Shalihin, Arisno Mertosono, SH, mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh jamaah yang telah berkontribusi dalam proses pembangunan. “Alhamdulillah, berkat kerja sama dan dukungan jamaah, pembangunan masjid kita ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga ini menjadi amal jariyah untuk kita semua,” ungkapnya.
Kapolsek Tikala, AKP Djemy Worang, turut memberikan apresiasi atas kekompakan jamaah Masjid Ash Shalihin dalam menyelesaikan pembangunan. “Semoga masjid ini menjadi tempat yang mendukung peningkatan keimanan kita semua, terutama bagi generasi muda agar tumbuh menjadi pribadi yang religius,” katanya.
Camat Paal Dua, Frangky Mantis, SE., Par., M.M., yang hadir mewakili Wali Kota Manado, juga menyampaikan pesan persatuan dan toleransi. “Pembangunan masjid ini tidak hanya menjadi simbol kebersamaan umat Islam, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya menjaga toleransi antarumat beragama,” ujar Frangky.
Acara peresmian ini dihadiri oleh Lurah Dendengan Dalam, Liando Rondonuwu, S.Sos, serta berbagai tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemuda setempat. Kebersamaan yang tercermin dalam momen ini menjadi bukti nyata bahwa gotong-royong adalah kunci keberhasilan pembangunan, baik fisik maupun spiritual.
(jea)
