MANADO lensasulut.com – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Manado meyelanggarakan kegiatan dialog Bakudapa Ormas Dalam Rangka Meminimalisir Konflik Sosial di Kota Manado. Kegiatan yang mengangkat Tema ‘Pemahaman Penggunaan Media Sosial Sebagai Benteng Terjadinya Konflik Sosial di Kota Manado’, berlangsung di Orchid Garden Restaurant, jalan Sarapung Manado, Senin (28/1/2019).
Dipandu moderator oleh Sekertaris KNPI Manado Amas Machmud, dialog ini menghadirkan pembicara Dr. dr. Taufiq Pasiak, M.Kes, M.Pd dan Pdt. Arther Wuwung, S.Th, serta turut dihadiri oleh Kepala Bidang Kajian Strategis Daerah Kesbang-Pol Manado, Fady Kasim SH.
Ketua DPD BKPRMI Manado, Suryanto Muarif dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas respon dan kehadiran para peserta yang hadir. “Kami menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Manado yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini. Terimakasih kepada peserta dan panitia pelaksana yang turut mensukseskan kegiatan ini,” ucap Muarif pada sambutannya.
Taufiq Pasiak pada materinya mengingatkan kepada peserta tentang manfaat dan bahaya Medsos diera milenial ini. Medsos menurutnya bagai senjata dan pelurunya adalah informasi. “Yang paling kuat pengaruhnya di medsos adalah share informasi, dan ini merupakan peluru tajam selain komen dan like. Sasarannya insting, karena ketika seorang pengguna medsos mendapatkan berita menarik tanpa menganalisa kebenaran dan langsung dibagi-bagikan, ini dampaknya berbahaya kalau itu hanyalah hoax,” serunya mengingatkan.
Makanya lanjut Pasiak, kita harus memiliki kemampuan menyeleksi, karena tujuan awal pembuat informasi atau berita ialah untuk mendapatkan perhatian sebanyak banyaknya sehingga tujuan pembuat hoax bisa tercapai. “Dibutuhkan ketajaman menganalisa untuk membentengi agar tidak share kembali berita atau informasi-informasi palsu,” lanjutnya.
Peluru tajam kedua kata Pasiak, adalah film. Karena tontonan atau film bisa mempengaruhi insting yang juga dapat memicu perang asimetris informasi. “Selain film, faktor lainnya ditimbulkan oleh dialog dan media masa. “Semua faktor tersebut dapat ditangkal dengan tidak langsung merespon, apalagi langsung membagikan. Saya berharap, agar kita mengambil jedah waktu untuk menganalisa setiap informasi atau berita yang bertebaran di dunia maya,” harapnya.
Sementara pemateri Pdt Arther Wuwung S.Th, mengungkapkan bahwa di era milenial sekarang ini, medsos bisa juga menjadi pembunuh berdarah dingin. Karena menurutnya, dampak dari issu yang dapat menyebabkan konflik sangat kuat dipengaruhi oleh informasi sesat yang disebarkan lewat medsos. Bahkan lanjutnya, informasi dan issu agama pun juga disebarkan oleh pembuat hoax lewat medsos.
“Hal ini bisa ditangkal hanya dengan kasih. Karena yang paling berbahaya di medsos adalah issu agama. Issu ini pula harus ditanggapi dengan ajaran agama. Dialog dan diskusi seperti ini juga harus sering atau rutin perlu dilakukan terhadap generasi muda. Para pemuda remaja perlu diarahkan dalam bermedsos, agar kita bisa menilai mana yang pantas dan mana yang tidak layak dalam bermedsos. Karena di era ini para generasi muda bisa dipengaruhi atau terbentuk karakternya lewat media sosial,” ujar Wuwung.
Kegiatan ini mendapat respon positif serta apresiasi dari para peserta. Fuad Kadir SE, sekertaris wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulut yang hadir dan menjadi peserta dialog tersebut mengaku sangat mengapresiasi kegiatan ini. “Sebagai peserta, saya merasa bangga dan salut kepada BKPRMI Manado. Karena kegiatan ini selain menambah pemahaman bermedsos bagi generasi muda, juga sangat bermanfaat dalam menambah wawasan kebangsaan kepada peserta. Apalagi pemateri yang dihadirkan sangat berkelas,” akunya.
Selain itu, dari dialog yang juga disertai dengan sesi tanya-jawab dan diskusi ini, telah tercetus tiga poin yang menjadi tekad oleh ormas yang diwakili setiap peserta. Adapun poin yang dihasilkan sebagai rekomendasi, yakni:
a. Ormas Kota Manado menolak penyebaran Hoax sebagai upaya menangkal terjadinya konflik sosial di Kota Manado.
b. Ormas Kota Manado sepakat untuk tidak merespon berita Hoax yang berkembang di Medsos.
c. Ormas Kota Manado ikut melakukan pengawasan dengan ikut mensosialisasikan kampanye anti hoax di Media Sosial.
(jefry)