BOLMONG, lensasulut.com – Langkah Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Yasti Soepredjo Mokoagow, yang pindah rekeningkan dana miliaran rupiah dari Bank SulutGo ke Bank BNI, dinilai wajar. Hal ini, menurut pengamat ekonomi dan sosial Bolmong, M.Firasat Mokodompit, SE adalah wujud tanggung jawabnya sebagai Pemimpin Daerah.
“Wajar, sebagai Bupati, Yasti memiliki tanggung jawab sosial untuk perjuangkan putra Mongondow yang memiliki Kompetensi Perbankan untuk duduk di Divisi, Direksi maupun Komisaris, terlebih bagi mereka putra Mongondow yg sudah 10 sampai dengan 15 Tahun bekerja untuk Bank SulutGo,” ucapnya, kepada lensasulut.com, Sabtu (24/3).
Lanjut, pria yang juga aktivis Palang Merah ini mengungkapkan bahwa, Bolmong memang hanya miliki 6% saham, namun jika diakumulasi se Bolaang Mongondow Raya (BMR) bisa diatas 20%.
“Jang pandang enteng dengan Bolmong yang hanya 6% saham, tapi secara keseluruhan se BMR sahamnya bisa diatas 20%, tapi Direksi dan Preskom tak punya empati terhadap putra Mongondow,” ujarnya.
Mokodompit meminta, Komisaris dan Direksi Bank SulutGo perlu Instrospeksi dan jangan terkesan diskriminatif.
“Kelihatannya mereka merasa kalau BMR diluar Sulut dan ndak ada Potensi Perbankan hingga dilihat sebelah mata. Sepertinya Bolmong ndak ada Potensi di Bank SulutGo hingga untuk promosi seperti ada keengganan,” Ketusnya.
Selain kesan diskriminatif, mahalnya suku bunga Kredit Konsumtif 12%/tahun menjadi alasan Mokodompit, sehingga menganggap wajar dengan langkah Yasti yang memindah rakeningkan dana dari Bank SulutGo.
“sebaiknya pindah Bank yang lebih murah bunganya : BNI- BRI – Mandiri 7%, kenapa mau bertahan di 12% pertahun ?. Sebagai bagian dari putra Mongondow, saya menyarankan Bupati/Walikota se BMR pindahkan jo semua dana di Bank SulutGo ke Bank lain yang lebih murah suku bunganya, sebagai wujud Solidaritas terhadap sikap tegas Bupati Bolmong,” ujarnya. (Jeff)