Terima Kasih Pahlawanku
Sudah 74 tahun kita memperoleh kemerdekaan. Para pejuang baik yang angkat senjata maupun yang hanya menjadi tukang pengantar makanan sudah memberikan jasanya demi kemerdekaan anak cucunya di kemudian hari.
Nilai perjuangan para pahlawan tak cukup dengan sekedar mengheningkan cipta. Maka layaklah kita sebagai penerus cita-cita mereka pada saat ini untuk menyingsingkan lengan dan bangkit mengisi kemerdekaan yang merupakan cita-cita bersama, yakni mewujudkan rakyat adil dan makmur.
Dibutuhkan hati nurani yang luhur dalam mengemban amanat penderitaan rakyat, sebab kita tak lagi dituntut mengangkat senjata apalagi meneteskan darah. Hanya persatuan yang diperlukan untuk membangun menuntaskan kemiskinan yang masih ada dan terlihat jelas baik di pelosok pedesaan maupun di lorong-lorong perkotaan.
Pemerintah sudah melakukan banyak hal dengan berbagai macam programnya untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Mari kita bersama-sama berkaca dan harus melakukan evaluasi lagi baik masyarakat, pemerintah maupun para pemerhati bangsa ini.
Apa yang salah, yang telah terjadi sehingga anggaran triliunan yang sudah terkuras selama ini, tapi belum bisa menyelesaikan tingginya angka kemiskinan dihampir semua pelosok negeri ini.
Kembali lagi pertanyaan dimana hati nurani kita? Sistimkah yang salah atau pelaku pelaksana yang kurang paham cara membantu mendampingi masyarakat. Ataukah masyarakat kita yang sedang terlena dengan kebiasaan hidup di bawah garis kemiskinan? Sehingga tidak ada keinginan untuk keluar dari masalah dengan cara mengubah pola-pola hidup atau pola kerja .
Siapakah yang akan mengubah hidup kita jika kita tidak mulai dari diri sendiri baik masyarakat, pelaksana tugas maupun pemerhati untuk bangkit dan memulai mengubah agar kita bisa berbuah?
Semoga kita dapat bersama-sama bersatu padu membangun negeri ini demi anak cucu kita, dan harapan perjuangan para pahlawan, yakni masa depan negeri yang makmur dan sejahtera.
Pemerhati : Lucia Selvi M Tambani